Redistribute Static Routing Pada Routing RIP - Di artikel sebelumnya saya sudah membahas tutorial mengenai cara  konfigurasi dynamic routing RIP (Routing Information Protocol) pada  router mikrotik, tujuannya untuk menghubungkan 2 network atau lebih yang  berbeda agar dapat saling berkomunikasi.
Penggunaan  teknik routing tidak bisa dilepaskan dalam sebuah jaringan. Hal ini  sangat wajar mengingat fungsi routing-lah yang membuat sebuah jaringan  bisa terbentuk, tidak ada jaringan komputer yang dapat berjalan tanpa  adanya routing.
Dengan  routing, kita bisa menghubungkan suatu host ke jaringan internet maupun  menghubungkan host yang satu dengan host lainnya. Teknik routing yang  bisa dipakai pun cukup beragam, ada static routing dan juga dynamic  routing.
Static  routing cocok diterapkan pada jaringan yang skalanya kecil, namun pada  jaringan yang skalanya menengah hingga besar, penggunaan teknik static  routing kurang cocok karena kita sebagai admin jaringan akan kerepotan  menentukan entri routing secara manual, untuk itu sebaiknya gunakanlah  teknik dynamic routing, dimana dengan teknik dynamic routing, router akan  menentukan dan membuat entri routingnya secara otomatis ke dalam tabel  routing.
Baca juga : Tutorial konfigurasi static routing pada router mikrotik
Baca juga : Tutorial konfigurasi static routing pada router mikrotik
Namun  adakalanya sebuah jaringan menerapkan lebih dari 1 teknik routing,  misalnya pada sebuah kantor terdapat 2 divisi yang berbeda yang  menggunakan teknik routing berbeda pula, contoh divisi IT menggunakan  dynamic routing RIP dan divisi Marketing menggunakan teknik static  routing.
Agar  kedua jaringan yang berbeda teknik routing dapat bertukar informasi  routing update, maka diperlukan konfigurasi Redistribute, dalam studi  kasus ini berarti kita akan me-redistribute static routing ke dalam  routing RIP. 
Coba perhatikan gambar topology di bawah. Bisa dilihat bahwa terdapat 3 router mikrotik,  dimana router R1 menjalankan routing RIP, router R2 menjalankan static  routing, dan router GW menjalankan keduanya (Static Routing dan RIP).

Dari topologi di atas, karena yang menjalankan routing RIP hanya  router R1 dan GW, maka router R1 hanya akan bertukar informasi routing  update dengan router GW saja, sehingga router R1 hanya mengetahui  network 10.10.10.4/30.
Sedangkan  router GW dapat mengetahui dan menjangkau semua network, baik network  192.168.1.0/24, 192.168.2.0/24 yang ada di bawah router R1, maupun  network 192.168.3.0/24 dan 192.168.4.0/24 yang ada di bawah router R2.  Ini karena router GW menjalankan kedua teknik routing sekaligus (Static  Routing dan RIP).  
Tanpa konfigurasi redistribute, maka router R3 juga tidak dapat menjangkau network yang ada di bawah router R1 sekalipun sudah dibuatkan entri routing static untuk menuju ke network tersebut.
Agar  router R1 dapat mengetahui network yang ada di bawah router R2 dan  sebaliknya, maka kita perlu mengkonfigurasi redistribute static routing  pada router GW, namun disini saya tidak hanya menjelaskan konfigurasi  redistribute-nya saja, melainkan konfigurasi secara keseluruhan.
Konfigurasi Redistribute Static Routing Dengan RIP
Pertama, kita harus menghubungkan ketiga router dengan cara menambahkan IP Address pada masing-masing interface router.
Konfigurasi IP address router GW
[admin@GW] > /ip address add address=10.10.10.1/30 interface=ether2
[admin@GW] > /ip address add address=10.10.10.5/30 interface=ether3Konfigurasi IP address router R1
[admin@R1] > /ip address add address=10.10.10.2/30 interface=ether1
[admin@R1] > /ip address add address=192.168.1.1/24 interface=ether2
[admin@R1] > /ip address add address=192.168.2.1/24 interface=ether3 Konfigurasi IP address router R2
[admin@R2] > /ip address add address=10.10.10.6/30 interface=ether1
[admin@R2] > /ip address add address=192.168.3.1/24 interface=ether3
[admin@R2] > /ip address add address=192.168.4.1/24 interface=ether2Konfigurasi Routing RIP di Router GW dan Router R1
Kemudian kita konfigurasi routing RIP pada router R1 dan router GW agar keduanya dapat bertukar informasi routing update melalui RIP. Disini saya tidak akan menjelaskan secara detail mengenai routing RIP (hanya konfigurasinya saja).Konfigurasi routing RIP router GW
[admin@GW] > /routing rip interface add interface=ether2 send=v2 receive=v2
[admin@GW] > /routing rip network add network=10.10.10.0/30Konfigurasi routing RIP router R1
[admin@R1] > /routing rip interface add interface=ether1 send=v2 receive=v2
[admin@R1] > /routing rip network add network=10.10.10.0/30
[admin@R1] > /routing rip network add network=192.168.1.0/24
[admin@R1] > /routing rip network add network=192.168.2.0/24 Konfigurasi Static Routing di Router GW dan Router R2
Setelah itu lakukan konfigurasi static routing pada router GW dan juga router R2.Konfigurasi static routing router GW
[admin@GW] > /ip route add dst-address=192.168.3.0/24 gateway=10.10.10.6 
[admin@GW] > /ip route add dst-address=192.168.4.0/24 gateway=10.10.10.6Konfigurasi static routing router R2
[admin@R2] > /ip route add dst-address=10.10.10.0/30 gateway=10.10.10.5
[admin@R2] > /ip route add dst-address=192.168.1.0/24 gateway=10.10.10.5
[admin@R2] > /ip route add dst-address=192.168.2.0/24 gateway=10.10.10.5Setelah konfigurasi selesai, berikut tabel routing yang ada di ketiga router (router R1, router GW, dan router R2).
Tabel routing router R1
[admin@R1] > /ip route print 
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, 
r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme, B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit 
 #      DST-ADDRESS        PREF-SRC        GATEWAY            DISTANCE
 0 ADC  10.10.10.0/30      10.10.10.2      ether1                    0
 1 ADC  192.168.1.0/24     192.168.1.1     ether2                    0
 2 ADC  192.168.2.0/24     192.168.2.1     ether3                    0            1            1 Dari  tabel routing R1 di atas, bisa dilihat bahwa router R1 tidak memiliki  entri routing untuk menuju network 10.10.10.4/30, 192.168.3.0/24 dan  network 192.168.4.0/24. Dengan begitu, maka router R1 tidak dapat  mencapai ketiga network tersebut.
Tabel routing router GW
[admin@GW] > /ip route print 
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, 
r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme, B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit 
 #      DST-ADDRESS        PREF-SRC        GATEWAY            DISTANCE
 0 ADC  10.10.10.0/30      10.10.10.1      ether2                    0
 1 ADC  10.10.10.4/30      10.10.10.5      ether3                    0
 2 ADr  192.168.1.0/24                     10.10.10.2              120
 3 ADr  192.168.2.0/24                     10.10.10.2              120
 4 A S  192.168.3.0/24                     10.10.10.6                1
 5 A S  192.168.4.0/24                     10.10.10.6          Selanjutnya coba perhatikan tabel routing pada router GW, karena router GW terhubung dengan R1 dan R2 sekaligus menjalankan static routing dan juga RIP, maka tabel routingnya sudah lengkap, router GW sudah mengetahui keberadaan network yang ada di bawah router R1 dan R2.
Tabel routing router R2
[admin@R2] > /ip route print 
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, 
r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme, B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit 
 #      DST-ADDRESS        PREF-SRC        GATEWAY            DISTANCE
 0 A S  10.10.10.0/30                      10.10.10.5                1
 1 ADC  10.10.10.4/30      10.10.10.6      ether1                    0
 2 A S  192.168.1.0/24                     10.10.10.5                1
 3 A S  192.168.2.0/24                     10.10.10.5                1
 4 ADC  192.168.3.0/24     192.168.3.1     ether3                    0
 5 ADC  192.168.4.0/24     192.168.4.1     ether2                    0          Begitu juga dengan router R2 yang sudah mengetahui keberadaan network yang berada di bawah router R1 (tabel routingnya sudah lengkap), tapi meskipun tabel routing di router R2 sudah lengkap, router R2 belum bisa menjangkau network yang ada di bawah router R1, ini karena kita belum mengkonfigurasi redistribute static route-nya di router GW.
Agar network yang berada di bawah router R1 dan R2 dapat saling berkomunikasi, maka kita harus mengaktifkan redistribute static route-nya pada router GW.
[admin@GW] > /routing rip set redistribute-static=yes 
[admin@GW] > /routing rip print 
      distribute-default: never
     redistribute-static: yes
  redistribute-connected: no
       redistribute-ospf: no
        redistribute-bgp: no
          metric-default: 1
           metric-static: 1
        metric-connected: 1
             metric-ospf: 1
              metric-bgp: 1
            update-timer: 30s
           timeout-timer: 3m
           garbage-timer: 2m
           routing-table: mainKonfigurasi redistribute static route cukup dilakukan pada router GW saja, untuk router R1 tidak perlu dikonfigurasi. Kemudian kita cek kembali tabel routing pada router R1.
[admin@R1] > /ip route print 
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, 
r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme, B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit 
 #      DST-ADDRESS        PREF-SRC        GATEWAY            DISTANCE
 0 ADC  10.10.10.0/30      10.10.10.2      ether1                    0
 1 ADC  192.168.1.0/24     192.168.1.1     ether2                    0
 2 ADC  192.168.2.0/24     192.168.2.1     ether3                    0
 3 ADr  192.168.3.0/24                     10.10.10.1              120
 4 ADr  192.168.4.0/24                     10.10.10.1              120Sekarang tabel routing yang ada di router R1 sudah  lengkap, dan R1 sudah mengetahui keberadaan network yang ada di bawah  router R2, dengan begitu network yang ada di bawah router R1 dan R2  sudah dapat saling berkomunikasi.
Sampai disini kita sudah berhasil melakukan konfigurasi redistribute static routing pada RIP, dan kedua network yang berbeda teknik routing sudah bisa terhubung dengan baik.
Selamat mencoba!
Sampai disini kita sudah berhasil melakukan konfigurasi redistribute static routing pada RIP, dan kedua network yang berbeda teknik routing sudah bisa terhubung dengan baik.
Selamat mencoba!
