Pemecatan Mitchell dilakukan setelah sebelumnya Google memecat peneliti Timnit Gebru yang bekerja untuk etika artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan pada Desember lalu. Padahal pasangan ini sudah memimpin bersama tim etika AI selama dua tahun terakhir.
Pekerjaan etika AI Google sedang diperiksa secara teliti sejak pemecatan Gebru yang dikenal karena mengungkap bias dalam sistem analisis wajah Google. Pemecatan tersebut mendorong ribuan pekerja Google melakukan protes.
Gebru dan Mitchell sendiri telah menyerukan keragaman dan inklusi yang lebih besar di antara staf penelitian Google dan menyatakan keprihatinan bahwa perusahaan tersebut mulai menyensor makalah yang mengkritik produknya.
Baca Juga: Tips Menggunakan Google Form Untuk Bikin Kuisioner, Soal, Survey & Pendaftaran
Gebru mengatakan Google memecatnya setelah dia mempertanyakan perintah untuk tidak menerbitkan penelitian yang mengatakan AI yang meniru bahasa dapat merugikan populasi yang terpinggirkan. Mitchell, salah satu penulis makalah, secara terbuka mengkritik perusahaan tersebut karena memecat Gebru dan merusak kredibilitas karyanya.
Perusahaan mengatakan pemecatan Mitchell mengikuti rekomendasi disipliner oleh penyelidik dan komite peninjau. Dikatakan pelanggarannya "termasuk eksfiltrasi dokumen rahasia bisnis-sensitif dan data pribadi karyawan lain". Investigasi dimulai 19 Januari lalu.
Baca Juga: Tips & Triks Mencari Tiket Pesawat Murah Dengan Google Flights
Google sendiri telah merekrut ilmuwan top dengan janji kebebasan penelitian, tetapi mulai memberi batasan karena semakin banyak peneliti yang menulis tentang efek negatif teknologi dan menawarkan perspektif yang tidak menarik tentang produk perusahaan mereka.
Google menegaskan kembali kepada para peneliti dalam sebuah memo dan pertemuan pada hari Jumat bahwa akan mengumumkan kebijakan baru untuk menangani keberangkatan sensitif dan mengevaluasi eksekutif berdasarkan keragaman dan inklusi tim.